THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 15 November 2011

Membuat Belajar Jadi Menyenangkan


Orang tua mana yang takkan senang mempunyai anak yang senang atau suka belajar? Tapi masalahnya, apakah kita sebagai anak happy belajar? Jika kamu punya kesulitan dalam belajar atau malas belajar dan sejenisnya, berikut tips yang bisa Xpresi bagi untuk kamu:

1. Suasana yang menyenangkan.
Ini syarat mutlak yang diperlukan supaya kamu senang belajar. Menurut hasil penelitian tentang cara kerja otak, bagian pengendali memori di dalam otak akan sangat mudah menerima dan merekam informasi yang masuk jika berada dalam suasana yang menyenangkan.

2. Membuat diri senang belajar.
Ini jauh lebih penting daripada menuntut diri sendiri mau belajar supaya menjadi juara atau mencapai prestasi tertentu. Anak yang punya prestasi tapi diperoleh dengan terpaksa tidak akan bertahan lama. Jika kamu bisa merasakan bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan, kamu akan mempunyai rasa ingin tahu yang besar, dan sangat mempengaruhi kesuksesan belajarnya di masa yang akan datang.


3. Kenali tipe dominan kamu.
Apakah cara belajar kamu termasuk tipe auditory (anak mudah menerima pelajaran dengan cara mendengarkan), visual (melihat) ataukah kinestetik (fisik). Jika kamu secara terus menerus belajar dengan cara yang tidak sesuai dengan tipe cara belajar kamu, nantinya kamu tidak akan mampu secara maksimal menyerap isi pelajaran, sehingga tidak berkembang dengan maksimal.

4. Belajar dengan jeda.
Beri dirimu waktu istirahat setiap 20 menit yang akan jauh lebih efektif daripada belajar langsung satu jam tanpa istirahat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak mampu melakukan konsentrasi penuh paling lama 20 menit. Lebih dari itu anak akan mulai menurun daya konsentrasinya. Jeda waktu istirahat 1-2 menit akan mengembalikan daya konsentrasi anak kembali seperti semula.

5. Jaga antusiasme.
Anak pada dasarnya mempunyai naluri ingin mempelajari segala hal yang ada di sekitarnya. Anak akan menjadi sangat antusias dan semangat untuk belajar jika isi/materi yang dipelajari sesuai dengan minat dan perkembangan. Kami pasti akan menjadi mudah bosan jika yang dipelajari terlalu mudah baginya, dan sebaliknya akan menjadi stres dan patah semangat jika yang dipelajari terlalu sulit.

Semoga Bermanfaat. . . .

Sumber: guru-indonesia.net

Baca Teks Selengkapnya. . . .

Senin, 14 November 2011

Rumus-Rumus Matematika SMA

Download Rumus Matematika Kelas X
Rumus Eksponen
Rumus Logaritma
Rumus Persamaan Kuadrat
Rumus Fungsi Kuadrat
Rumus Pers & Pertidaksamaan
Rumus Logika
Rumus Trigonometri
Rumus Bangun Ruang

Download Rumus Matematika Kelas XI
Rumus Trigonometri Lanjutan
Rumus Statistika
Rumus Peluang
Rumus Lingkaran
Rumus Fungsi
Rumus Limit
Rumus Turunan

Download Rumus Matematika Kelas XII
Rumus Integral
Rumus Vektor
Rumus Matriks
Rumus Transformasi
Rumus Baris & Deret
Rumus Irisan Kerucut

dikutip dari http://irvanhabibali.wordpress.com/ dan Lain-lain.

Baca Teks Selengkapnya. . . .

Rumus-Rumus Matematika SMP

Baca Teks Selengkapnya. . . .

Trigonometri

Kenyataan dalam kehidupan seharihari di berbagai bidang kehidupan banyak membutuhkan pengetahuan tentang trigonometri, antara lain bidang keteknikan, bidang IPA, bidang penerbangan, bidang pelayaran dan sebagainya. Oleh karena itu topik tentang trigonometri perlu diajarkan kepada siswa oleh guru matematika.


Seseorang yang ingin mengukur tinggi sebuah pohon, menara, gedung bertingkat ataupun sesuatu yang memiliki ketinggian tertentu maka tidaklah mungkin secara fisik akan mengukur dari bawah ke atas (puncak) obyeknya dengan menggunakan meteran. Salah satu cabang matematika yang dapat dipakai dalam membantu pengukuran ini adalah trigonometri.

Download Materi

Baca Teks Selengkapnya. . . .

Belajar Matematika Itu Menyenangkan!


Salah satu hal yang harus Anda lakukan ketika belajar Matematika adalah menjadi penasaran untuk mengetahui bagaimana memecahkan berbagai pertanyaan. Bila Anda dapat menikmati dalam memecahkan pertanyaan, Anda sebenarnya sudah belajar Matematika.

Secara aktif semaksimal mungkin untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Berikut ini adalah cara untuk melakukannya:
a) Mengidentifikasi apa yang Anda tahu dan tidak tahu. Mintalah petunjuk pada guru Anda untuk memecahkan masalah tidak Adana ketahui.
b) Hadir di kelas secara teratur dan sebisa mungkin untuk membuat catatan secara lengkap.
c) Berpartisipasi aktif di kelas. Anda harus dapat mendengarkan dan mengajukan pertanyaan di kelas.
d) Guru Anda pasti akan senang melihat ketertarikan dalam bidang Matematika.
e) Kebiasaan belajar yang baik selama masa belajar akan membuat lebih mudah untuk belajar ketika menghadapi ujian.


Studying Math is Doing Math!

Belajar Matematika adalah dengan belajar mengerkan soal-soal. Pelajari kembali materi yang telah Anda pelajari di kelas sesegera mungkin.
a) Ulangi materi sebelumnya, sama seperti Anda belajar materi baru.
b) Banyak konsep dalam Matematika yang memiliki keterhubungan dengan konsep atau materi lain. Misalnya, pecahan, perbandingan dan prosentasi merupakan materi yang saling berkait. Jadi dengan mengeri konsep pecahan Anda dapat dengan mudah mengerti konsep mengenai perbandingan dan prosentase.
c) Belajarlah dengan mengidentifikasi dan memahami kata kunci/konsepnya untuk mengurangi hafalan.

Study Time

Berikut adalah aturan tapi wajib hukumnya: aturan praktis tentang matematika (dan mata pelajaran lainnya) di kelas dengan 2 jam pelajaran (2 JP) di kelas.
a) Luangkan waktu untuk melihat kembali dan memperbaiki semua tugas yang dilakukan di kelas. Dalam hal ini Anda harus dapat menyerap materi.
b) Belajar bersama dengan teman sebaya (tutorial teman sebaya). Hal ini membuat Anda termotivasi, dan dapat menerima dengan mudah, karena yang menerangkan adalah teman Anda sendiri.
c) Logikanya, Anda akan perlu meluangkan banyak kesempatan untuk mengerjakan soal-soal yang lebih menantan.

sumber : http://istiyanto.com/belajar-matematika-itu-menyenangkan/

Baca Teks Selengkapnya. . . .

Struktur Aljabar II (Algebraic Structure II)

Mata Kuliah: Struktur Aljabar II (3 sks)

Deskripsi: Mata kuliah Struktur Aljabar II ini merupakan kelanjutan dari mata kuliah Struktur Aljabar I. Pada mata kuliah ini dibahas mengenai suatu struktur aljabar yaitu himpunan tidak kosong yang dilengkapi dengan dua operasi. Sebagai contoh adalah himpunan semua bilangan bulat terhadap operasi penjumlahan dan perkalian bilangan, himpunan semua matriks 2×2 atas bilangan real terhadap operasi penjumlahan dan perkalian matriks, dan sebagainya. Konsep-konsep yang akan diberikan dalam mata kuliah ini di antaranya adalah:


1. Ring, Subring, Ring Polinomial
2. Ring Komutatif, Ring dengan Elemen Satuan, Ring Pembagi, Lapangan (Field)
3. Elemen Pembagi Nol, Daerah Integral
4. Ideal Kiri, Ideal Kanan, Ideal, Ring Faktor
5. Homomorfisma Ring, Kernel, Image (Peta/Bayangan)
6. Monomorfisma Ring, Epimorfisma Ring, Isomorfisma Ring
7. Homomorfisma Natural
8. Teorema Fundamental Homomorfisma Ring
9. Ideal Prima, Ideal Maksimal
10. Daerah Euclid, Daerah Faktorisasi Tunggal, Daerah Ideal Utama

Referensi:

A First Course in Abstract Algebra, Sixth Edition, by John B. Fraleigh, Addison-Wesley, New York, 2000
Introduction to Abstract Algebra, by D.S. Malik, John N. Moderson and M.K. Sen, 2007
Pengantar Struktur Aljabar, Diktat Kuliah, Dra. Khurul Wardati, M.Si., UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta

Baca Teks Selengkapnya. . . .

Struktur Aljabar I (Algebraic Structure I)

Mata Kuliah: Struktur Aljabar I (3 sks)

Deskripsi: Mata kuliah Struktur Aljabar I ini membahas mengenai suatu struktur aljabar yaitu himpunan tidak kosong yang dilengkapi dengan satu operasi. Sebagai contoh adalah himpunan semua bilangan bulat terhadap operasi penjumlahan bilangan, himpunan semua matriks 2×2 atas bilangan real yang invertibel terhadap operasi perkalian matriks, dan sebagainya. Konsep-konsep yang akan diberikan dalam mata kuliah ini di antaranya adalah:

1. Grupoid, Semigrup, Monoid, Grup
2. Grup Abelian, Grup Siklik, Subgrup
3. Grup Permutasi, himpunan semua bilangan bulat modulo n
4. Koset Kiri, Koset Kanan, Subgrup Normal, Grup Faktor
5. Homomorfisma Grup, Kernel, Image (Peta/Bayangan)
6. Monomorfisma Grup, Epimorfisma Grup, Isomorfisma Grup
7. Homomorfisma Natural
8. Teorema Fundamental Homomorfisma Grup


Download Handout Pengantar Struktur Aljabar I

dan
sedikit mengenai gambaran tentang Bahan Ajar Struktur aljabar

Referensi:

A First Course in Abstract Algebra, Sixth Edition, by John B. Fraleigh, Addison-Wesley, New York, 2000
Introduction to Abstract Algebra, by D.S. Malik, John N. Moderson and M.K. Sen, USA, 2007
Pengantar Struktur Aljabar, Diktat Kuliah, Dra. Khurul Wardati, M.Si., UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta

Baca Teks Selengkapnya. . . .

Analisis Real

Deskripsi Mata Kuliah

Mata Kuliah ini mempunyai ruang lingkup pada segala sesuatu yang berhubungan dengan konsep kalkulus yaitu barisan dan kekonvergenan, deret bilangan riil, limit fungsi, fungsi kontinu dan derivatif beserta sifat-sifat sistim bilangan riil yang menjadi dasar dari hal-hal diatas.

Dengan mengambil mata kuliah ini, mahasiswa dapat memahami tentang konsep kalkulus secara lebih mendalam dan konsep-konsep Sistem Bilangan Riil. Disamping itu, mahasiswa diajarkan cara berfikir secara analitis dalam konsep matematis, yang secara khusus sangat diperlukan dalam mengambil matakuliah matematika murni seperti pengantar topologi, kalkulus 2 dan sebagainya. Secara umum mata kuliah ini menjadi landasan berpikir untuk mempelajari matakuliah lain berdasarkan analisis matematika.


Download Pengantar AR Disini (Penulis M. Zaki Riyanto, S.Si)

Buku Rujukan Lainnya

Bartle, Robert G., Donald R. S., (1991), “Introduction To Real Analysis Second Edition”, New York : John Wiley & Sons. Inc.

Dosen Matematika ITS, (2005), “ Analisis Real 1”, Surabaya.

Riyanto, Zaki, (2008), Pengantar Analisis Real 1, Yogyakarta.

Baca Teks Selengkapnya. . . .

Buku-buku Sekolah Elektronik

Daftar (link Download) buku Matematika :

Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
1. Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Kelas 1)
2. Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Kelas 2)
3. Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Kelas 3)
4. Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Kelas 4)
5. Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Kelas 5)
6. Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Kelas 6)


Baca Teks Selengkapnya. . . .

Rabu, 02 November 2011

PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Dalam rangka mengimplementasikan pogram pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap Kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar.

Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi yang memayungi Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam RPP-nya. Di dalam RPP secara rinci harus dimuat Tujuan Pembelajaran,Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian

Panduan Membuat RPP terbaru. . .(Pdf)

Baca Teks Selengkapnya. . . .

Selasa, 01 November 2011

Pembelajaran Matematika SMA dengan Model Penemuan Terbimbing

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling penting dalam proses pendidikan di sekolah, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami murid sebagai anak didik, maka kegiatan belajar itu cenderung diketahui sebagai suatu proses psikologi, terjadi didalam diri seseorang. Oleh karena itu sulit diketahui dengan pasti bagaimana terjadinya. Karena prosesnya begitu kompleks, maka timbul beberapa teori tentangbelajar. Dalam hal ini Sardiman, (2003: 30) antara lain : teori ilmu jiwa daya, ilmu jiwa gestalt, ilmu jiwa asosiasi dan kontruktivisme.

Teori belajar menurut ilmu jiwa daya: jiwa manusia itu terdiri bermacam-macam daya, dan masing-masing daya dapat dilatih untuk memenuhi fungsinya. Untuk melatih suatu daya dapat dipergunakan berbagai cara . Sebagai contoh untuk melatih daya ingat dalam belajar misalnya dengan menghafal, sehingga ada yang berpendapat bahwa belajar merupakan suatu kegiatan menghafal beberapa fakta-fakta. Guru yang berpendapat demikian akan merasa puas apabila muridnya telah sanggup menghafal sejumlah fakta di luar kepala. Demikian juga untuk daya-daya yang lain. Dalam hal ini, yang penting bukan penguasaan bahan atau materinya, melainkan hasil dari pembentukan dari daya-daya itu.


Teori belajar menurut ilmu jiwa gestalt menyatakan bahwa kegiatan belajar bermula pada suatu pengamatan. Pengamatan itu penting dilakukan secara menyeluruh. Tokoh yang merumuskan penerapan dari kegiatan pengamatan ke kegiatan belajar adalah Koffka. Terkait dengan belajar,

Koffka berpendapat bahwa hukum-hukum organisasi dalam pengamatan itu dapat diterapkan dalam kegiatan belajar. Dalam kegiatan pengamatan keterlibatan semua panca indera sangat diperlukan dan mudah atau sukarnya suatu pemecahan masalah tergantung pada pengamatan. Menurut aliran teori belajar ini, seorang belajar jika mendapatkan insight. Insight ini diperoleh apabila seseorang melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalam situasi tertentu. Adapun timbulnya insight itu tergantung: kesanggupan, pengalaman, latihan dan trial and error (Sardiman, 2003: 31). Sehingga ada juga yang berpendapat bahwa belajar adalah latihan, dan hasil belajar akan nampak dalam keterampilan-keterampilan tertentu, misalnya agar siswa mahir dalam berhitung harus dilatih mengerjakan soal-soal berhitung.

Teori belajar yang lain yakni teori belajar menurut ilmu jiwa asosiasi . Ada dua teori yang sangat terkenal yaitu teori Konektionisme dari Thorndike dan teori Conditioning dari Pavlov. Menurut Thorndike dasar dari belajar itu adalah asosiasi antara kesan panca indera (sense impression) dengan impuls untuk bertindak (impuls to action), dengan kata lain belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, antara aksi dan reaksi. Mengenai hubungan stimulus dan respons tersebut, Thorndike mengemukakan beberapa prinsip diantaranya bahwa hubungan stimulus dan respon akan bertambah erat apabila disertai perasaan senang atau puas dan sebaliknya (law of effect) oleh karena itu adanya usaha membesarkan hati dan memuji sangat diperlukan, hubungan stimulus dan respon akan bertambah erat apabila sering dipakai dan akan berkurang bahkan lenyap jika tidak pernah digunakan (law of exercise atau law of use and disuse) oleh karena itu perlu banyak latihan, dan kadang respon yang tepat tidak segera nampak sehingga harus berulang kali mengadakan percobaan-percobaan sampai respon itu muncul dengan tepat (law of multiple respone) sehingga dalam belajar sering disebutnya trial and error.

Teori belajar menurut teori konstruktivisme, yang merupakan salah satu filsafat pengetahuan, menekankan bahwa pengetahuan kita itu adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Menurut pandangan teori kontrukstivisme, belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk merekonstruksi makna sesuatu, entah itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain, sehingga belajar merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan
yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah dimiliki, dengan demikian pengertiannya menjadi berkembang. Sehubungan dengan itu ada beberapa ciri atau prinsip dalam belajar (Paul Suparno, 1997), yaitu :
1. Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami.
2. Kontruksi makna adalah proses yang terus menerus.
3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru.
4. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subyek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya.
5. Hasil belajar tergantung pada apa yang telah diketahui si subyek belajar, tujuan, motivasi mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.
Jadi menurut teori konstruktivisme, belajar adalah kegiatan yang aktif di mana siswa membangun sendiri pengetahuannya dan mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari.

Dari teori-teori belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman individu pelaku proses pembelajaran saat berinteraksi dengan lingkungannya yang dilakukan secara sadar. Ini berarti pembelajaran merupakan upaya membuat seseorang belajar tentang sesuatu hal. Sedangkan proses pembelajaran di sini merupakan titik pertemuan antara berbagai input pembelajaran, mulai dari faktor utama, yaitu: siswa, guru, dan materi pelajaran yang membentuk proses, hingga faktor pendukung seperti sarana, sumber belajar, lingkungan dan sebagainya. Dalam rangka membelajarkan siswa banyak pakar pendidikan telah mengembangkan berbagai model pembelajaran dengan harapan akan dapat lebih meningkatkan mutu proses dan hasil belajar.
Yang dimaksud model menurut kamus W.J.S. Poerwadarminta adalah sesuatu yang patut ditiru, sedangkan arti lainnya adalah pola atau contoh. Istilah model pembelajaran amat dekat dengan pengertian strategi pembelajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: …1092) ada beberapa pengertian dari strategi yaitu : (1) ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu dalam perang dan damai, (2) rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus, sedangkan metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Soedjadi (1999:101) strategi pembelajaran adalah suatu siasat melakukan kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengubah satu keadaan pembelajaran kini menjadi keadaan pembelajaran yang diharapkan. Untuk mengubah keadaan itu dapat ditempuh dengan berbagai pendekatan pembelajaran. Lebih lanjut Soedjadi menyebutkan bahwa dalam satu pendekatan dapat dilakukan lebih dari satu metode dan dalam satu metode dapat digunakan lebih dari satu teknik. Sehingga istilah model pembelajaran berbeda dengan strategi pembelajaran, metode pembelajaran dan prinsip pembelajaran.

Konsep model pembelajaran untuk pertama kalinya dikembangkan oleh Bruce dan koleganya (Bruce Joyce et al., 1992 ). Terdapat beberapa pendekatan pembelajaran yang dikembangkan oleh Bruce Joyce dan Marsha Weil. Dalam penjelasan dan pencatatan tiap-tiap pendekatan dikembangkan suatu sistem penganalisisan dari sudut dasar teorinya, tujuan pendidikan, dan perilaku guru dan siswa yang diperlukan untuk melaksanakan pendekatan itu agar berhasil. Dengan demikian model pembelajaran adalah pola komprehensif yang patut dicontoh, menyangkut bentuk utuh pembelajaran, meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Sedangkan pendekatan pembelajaran adalah cara pandang terhadap pembelajaran dari sudut tertentu untuk memudahkan pemahaman terhadap pembelajaran yang selanjutnya diikuti perlakuan pada pembelajaran tersebut.


berikut adalah beberapa macam model-model pembelajaran yang biasa di gunakan di SMA:

1. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
2. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

sumber : http://p4tkmatematika.org/

Baca Teks Selengkapnya. . . .

Minggu, 30 Oktober 2011

Pembelajaran Matematika di SMP

Metode dapat juga diartikan sebagai cara yang telah terpola tetap untuk memperoleh pengetahuan. Karenanya, suatu metode bersifat prosedural, teknis, dan implementatif. Beberapa metode yang dapat digunakan selama proses pembelajaran di antaranya adalah metode: ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, eksperimen, laboratorium, penemuan (discovery atau inquiry), investigasi, eksplorasi, pemecahan masalah, permainan, matematika di luar kelas, pemberian tugas (drill atau latihan), bermain peran, dan pembelajaran kooperatif.


Seorang pemain catur harus memperhitungkan setiap posisi buah catur miliknya dan milik lawannya, terutama yang berkait dengan kelemahan dan keunggulan setiap buah catur tersebut. Berdasar hasil analisis itulah, sang pemain dapat menentukan strategi yang dapat digunakan untuk memenangkan pertarungan dimaksud, yang berupa rancangan atau rencana tindakannya. Oleh karena itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Depdiknas, 2002) menyatakan bahwa strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Dengan demikian, strategi pembelajaran dapat pula disebut sebagai cara yang sistematik dalam mengomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari beberapa pendapat pakar, Supinah (2008) menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran adalah perpaduan dari: (1) urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran, dan siswa; (2) metode atau teknik pembelajaran; (3) media pembelajaran yaitu berupa peralatan dan bahan pembelajaran; dan (4) waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dapat juga dikatakan, strategi pembelajaran adalah cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa (Gerlach dan Elly, 80:15).

Berkait dengan istilah pendekatan, Adi Wijaya (2008) mengutip pendapat Wina (2006) yang menyatakan bahwa Killen telah mengategorikan pendekatan menjadi dua yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang bepusat pada siswa. Pendekatan yang berpusat pada guru dapat menurunkan strategi pembelajaran seperti pembelajaran langsung, sedangkan pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat menurunkan strategi pembelajaran seperti strategi inkuiri.
Joyce dan Weil (1986: 14-15) mengemukakan bahwa setiap model belajar mengajar atau model pembelajaran harus memiliki empat unsur berikut.
1. Sintak (syntax) yang merupakan fase-fase (phasing) dari model yang menjelaskan model tersebut dalam pelaksanaannya secara nyata (Joyce dan Weil, 1986:14). Contohnya, bagaimana kegiatan pendahuluan pada proses pembelajaran dilakukan? Apa yang akan terjadi berikutnya?
2. Sistem sosial (the social system) yang menunjukkan peran dan hubungan guru dan siswa selama proses pembelajaran. Kepemimpinan guru sangatlah bervariasi pada satu model dengan model lainnya. Pada satu model, guru berperan sebagai fasilitator namun pada model yang lain guru berperan sebagai sumber ilmu pengetahuan.
3. Prinsip reaksi (principles of reaction) yang menunjukkan bagaimana guru memperlakukan siswa dan bagaimana pula ia merespon terhadap apa yang dilakukan siswanya. Pada satu model, guru memberi ganjaran atas sesuatu yang sudah dilakukan siswa dengan baik, namun pada model yang lain guru bersikap tidak memberikan penilaian terhadap siswanya, terutama untuk halhal yang berkait dengan kreativitas.
4. Sistem pendukung (support system) yang menunjukkan segala sarana, bahan, dan alat yang dapat digunakan untuk mendukung model tersebut.
Oleh karena itu, Toeti Soekamto dan Winataputra (1995:78) mendefinisikan ‘model pembelajaran’ sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Toeti Soekamto dan Winataputra (1995:84-85) menyatakan 10 model pembelajaran, di antaranya: model pencapaian onsep, model latihan penelitian, model sinektiks, model pertemuan kelas, model investigasi kelompok, model yurisprudensial, model latihan laboratoris, model kontrol diri, dan model simulasi.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa model-model pembelajaran merupakan kerangka konseptual sedangkan strategi lebih menekankan pada penerapannya di kelas sehingga model-model pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan pada kegiatan perancangan kegiatan yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang juga dikenal sebagai strategi pembelajaran. Menurut pendapat penulis, suatu metode dapat menjadi model jika memenuhi empat persyaratan seperti dikemukakan Joyce dan Weil (1986).


Berikut salah satu model pembelajaran yang sering digunakan/ diterapkan di SMP:

Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)

Student Team Achievment Division (STAD) merupakan salah satu model pembelajaran koopratif. Hakikat belajar pembelajaran koopratif madel STAD adalah menekankan model pencapaian kemampuan penguasaan materi pelajaran secara bersama. Pengembangan pembelajaran koopratif model STAD menitikberatkan pada struktur tutorial sebaya. semua anggota kelompok bekerja secara bersama-sama.
Secara umum, STAD dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Membentuk kelompok yang beranggotakan 4 sampai 5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain).
1. Guru menyajikan pelajaran.
2. Guru memberikan tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota kelompok yang sudah memahami materi, diharapkan menjelaskan apa yang sudah dimengertinya kepada anggota kelompok yang lain sampai setiap anggota kelompok tersebut memahami materi yang dimaksud.
3. Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat mengerjakan kuis/ pertanyaan, siswa harus bekerja sendiri.
4. Memberi evaluasi.
5. Kesimpulan.

Sintaks dalam model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
Fase I : Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa
TINGKAH LAKU GURU : Menyampaikan semua tujuan yang akan dicapai selama pembelajaran

Fase 2 : Menyajikan informasi
TINGKAH LAKU GURU : Menyajikan informasi ke siswa dengan jalan demonstrasi / bahan bacaan

Fase 3 : Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar
TINGKAH LAKU GURU : Menjelaskan informasi ke siswa cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok melakukan transisi secara efesien.

Fase 4 : Membimbing kelompok bekerja dan belajar
TINGKAH LAKU GURU : Membimbinng kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugasnya
Fase 5 : Evaluasi
TINGKAH LAKU GURU : Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari siswa dengan mempresentasikan hasil kerja kelompok

Fase 6 : Memberikan penghargaan
TINGKAH LAKU GURU : Menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

SUMBER : materi pendidikan dan latihan (diklat) guru mata pelajaran IPA perjenjangan tingkat dasar di Balai Diklat Keagamaan Denpasar Tahun 2008.

Baca Teks Selengkapnya. . . .

Minggu, 23 Oktober 2011

Model Pembelajaran Matematika SD

A. Pengertian Model-model Pembelajaran

Model mengajar adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Model pengajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pengajaran, dan membimbing pengajaran di suatu kelas.

B. Dasar Pengelompokan Model Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar

Agar model-model mengajar dapat dipahami secara cermat sehingga dapat diaplikasikan secara tepat maka diadakan pengklasifikasian model mengajar secara umum. Upaya pengklasifikasian model mengajar harus didasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut.


1. Pengaturan guru dan siswa

Pengaturan ini berkaitan dengan guru apakah guru kelas atau bidang studi, apakah guru tersebut merupakan guru tim atau perorangan. Selain itu berkaitan dengan apakah hubungan guru dan siswa terjadi secara tatap muka atau dengan perantara media, sistem belajarnya secara klasikal, kelompok atau perorangan akan menentukan jenis model mengajar yang digunakan.

2. Struktur peristiwa belajar-mengajar

Struktur peristiwa belajar mengajar dapat terjadi secara tertutup dan terbuka. Peristiwa belajar mengajar yang tertutup desain telah ditentukan dan digariskan secara baku dan guru tidak mau menyimpang dari rencana, sedangkan struktur peristiwa belajar yang bersifat terbuka tujuan khusus, materi, serta prosedur yang ditempuh untuk mencapainya ditentukan sementara kegiatan belajar mengajar berlangsung.

3. Peranan guru dan siswa dalam mengolah pesan

Pesan yang akan disampaikan guru diolah tuntas oleh guru sebelum disampaikan kepada siswanya atau akan dicari bersama-sama dengan siswa penyelesaiannya. Pesan yang telah diolah tuntas oleh guru bersifat ekspositorik, biasanya digunakan metode ceramah sedangkan pesan yang dikompromikan dengan siswa disebut pesan heuristik atau hipotetik. Pesan yang disampaikan secara heuristik atau hipoteik biasanya mencari dan menemukan sendiri atau metode discovery dan inquiry.

4. Proses pengolahan pesan

Proses pengolahan pesan ini dapat bertolak dari contoh-contoh yang akan sampai kepada kesimpulan atau dapat pula bertolak dari gambaran umum yang kemudian sampai kepada contoh-contoh. Pengolahan pesan dari contoh-contoh yang bersifat konkrit kepada penemuan prinsip/kesimpulan atau bergerak dari cara berpikir khusus ke umum dinamakan strategi belajar mengajar induktif sedangkan untuk kebalikannya yaitu cara berpikir mulai dari umum ke khusus dinamakan cara berpikir deduktif.

5. Tujuan-tujuan belajar

Tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai apakah bersifat intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik, sikap dan nilai-nilai atau gabungan dari kesemuanya.

berikut beberapa contoh model pembelajaran di Sekolah Dasar

Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model Pembelajaran Contextual
Model Pembelajaran Investigasi
Model Pembelajaran Open-Ended
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Model Pembelajaran Problem Possing
Model Pembelajaran RME
Model Pembelajaran Tematik


sumber: http://www.sekolahdasar.net/2011/07/dasar-pengelompokan-model-pembelajaran.html

Baca Teks Selengkapnya. . . .

Jumat, 21 Oktober 2011

Model Pembelajaran Matematika

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematika mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.

Dapat pula dikatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran memiliki ciri-ciri khusus yaitu:

a. Rasional teoritik yang logis yangdisusun oleh para pencipta atau pengembangnya.

b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.

c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.

d. Lingkungan belajar yang duperlukanagar tujuan pembelajaran dapat tercapai.


Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode pembelajaran :

1. Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.

2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai

3. Langkah-langkah mengajar yang duperlukan agar model pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal.

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Dalam hal ini ada lima model pembelajaran yangdapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu: pembelajaran langsung; pembelajaran kooperatif; pembelajaran berdasarkan masalah; diskusi; dan learning strategi

Guru sangat membutuhkan model pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Namun tidak semua materi pelajaran dapat disajikan dengan model pembelajaran yang sama. Karena itu dalam memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaanmodel pembelajaran dapat diterapkan secara efektif dan menunjangkeberhasilan belajar siswa.

sumber : http://www.scribd.com/doc/70844229/Model-Pembelajaran

Baca Teks Selengkapnya. . . .

Rabu, 19 Oktober 2011

SEJARAH MATEMATIKA

Matematika (dari bahasa Yunani: μαθηματικά - mathēmatiká) adalah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Para matematikawan mencari berbagai pola, merumuskan konjektur baru, dan membangun kebenaran melalui metode deduksi yang kaku dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang bersesuaian.

Terdapat perselisihan tentang apakah objek-objek matematika seperti bilangan dan titik hadir secara alami, atau hanyalah buatan manusia. Seorang matematikawan Benjamin Peirce menyebut matematika sebagai "ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang penting". Di pihak lain, Albert Einstein menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan, mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada kenyataan."


Melalui penggunaan penalaran logika dan abstraksi, matematika berkembang dari pencacahan, perhitungan, pengukuran, dan pengkajian sistematis terhadap bangun dan pergerakan benda-benda fisika. Matematika praktis telah menjadi kegiatan manusia sejak adanya rekaman tertulis. Argumentasi kaku pertama muncul di dalam Matematika Yunani, terutama di dalam karya Euklides, Elemen. Matematika selalu berkembang, misalnya di Cina pada tahun 300 SM, di India pada tahun 100 M, dan di Arab pada tahun 800 M, hingga zaman Renaisans, ketika temuan baru matematika berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru yang mengarah pada peningkatan yang cepat di dalam laju penemuan matematika yang berlanjut hingga kini.

Kini, matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu sosial seperti ekonomi, dan psikologi. Matematika terapan, cabang matematika yang melingkupi penerapan pengetahuan matematika ke bidang-bidang lain, mengilhami dan membuat penggunaan temuan-temuan matematika baru, dan kadang-kadang mengarah pada pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya baru, seperti statistika dan teori permainan. Para matematikawan juga bergulat di dalam matematika murni, atau matematika untuk perkembangan matematika itu sendiri, tanpa adanya penerapan di dalam pikiran, meskipun penerapan praktis yang menjadi latar munculnya matematika murni ternyata seringkali ditemukan terkemudian.

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika

Baca Teks Selengkapnya. . . .